Sabtu, 21 Desember 2013

Keutamaan Shalat Berjama'ah di Masjid

    Berbica mengenai mesjid, Mesjid merupakan tempat suci bagi umat islam. Umat islam menjadikan mesjid sebagai salah satu pusat beribadah kepada Allah SWT, khususnya dalam menegakkan shalat.
Rasulullah Saw berdabda:
اَلْمَسَاجِدُ بُيُوْتُ اْلمُتَّقِيْنَ وَقَدْ ضَمِنَ اللهُ تَعَليَ لِمَنْ كَانَتْ بُيُوْتُهُمْ الْمَسَاجِدُ بِالرُّوْحِ وَالرَّاحَةِ وَالْجَوَازِ عَلَياصِّرَاطِ وَالنَّجَاِة ِمنَ النَّارِاِلَي ِرضْوَانِ الرَّبِّ تَبَارَكَ وَتَعَالَي
    “Mesjid-mesjid itu adalah rumah orang yang bertakwa. Allah Ta’ala menjamin orang yang menjadikan mesjid itu sebagai rumah dan kesenangannya, kesejahteraan, dapat melawati shirath, dan selamat dari api neraka menuju keridaan Tuhan Yang Maha Pemberkah lagi Maha Tinggi.”   
Bagi orang-orang yang bertakwa, mesjid itu seperti rumahnya, karena saking seringnya dia ke mesjid kemuadian beribadah, mesjid itu sudah seperti tempat tinggalnya (orang beertakwa) sendiri.
Allah SWT pun berfirman:
إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
    “Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kiamat.” (Q.S At Taubah: 18)
    Sebenarnya, inti dari memakmurkan Masjid adalah menegakkan shalat berjama’ah, yang merupakan salah satu syi’ar Islam terbesar. Shalat berjama’ah merupakan indikator utama keberhasilan kita dalam memakmurkan Masjid. Jadi keberhasilan dan kekurang-berhasilan kita dalam memakmurkan Masjid dapat diukur dengan seberapa jauh antusias umat dalam menegakkan shalat berjama’ah.
    Telah jelas bahwa fungsi Masjid paling utama adalah sebagai tempat melaksanakan ibadah shalat berjama’ah. Shalat berjama’ah adalah salah satu ajaran Islam yang pokok. Ajaran Rasulullah Saw tentang shalat berjama’ah merupakan perintah yang benar-benar ditekankan kepada kaum muslimin.
    Dari Abu Hurairah RA, Nabi Rasulullah SAW bersabda: shalat berjamaah lebih baik dari shalat sendiri 25 kali lipat, itu karena dia berwudhu dengan sempurna lalu pergi ke masjid dengan tiada tujuan lain kecuali melakukan shalat berjamaah semata, maka tidaklah ia melangkah kecuali setiap langkahnya diangkat kedudukanya satu derajat dan dihapuskan satu dosa. Bila telah shalat, para malaikat memohonkan untuknya rahmat selama ia masih berada di tempat shalat itu dalam keadaan tidak berhadast(para malaikat berdoa : Ya Allah , beri rahmat kepada orang ini dan sayangilah dia). (H.R. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi)
    Perkataan Rasulullah diatas jelas, bahwa pahala shalat berjama’ah di mesjid itu lebih besar di bandingkan shalat sendiri. Fadillah atau keutamaan shalat berjama’ah di mesjid itu sangat banyak sekali.
Rasulullah Saw bersabda:
مَنْ صَلَّىَّ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ مَعَ الْجَمَاعَةِ فَلَهُ خَمْسَةُ اَشْيَاءَ اَلْاَوَلُ : لاَ يُصِيْبُهُ فَفْرٌ فِى الدّنْيَا, وَالثَّاّنِى يَرْفَعُ الله تَعَالَى عَنْهُ عَذَابَ القَبْرِ, وَالثَّالِثُ : يُعْطَى كِتَابَهُ بِيَمِيْنِهِ, وَالرَّابِعُ : َيمُرُّعَلَى الصِّرَاطِ كَالْبِرْقِ وَالْخَاطِفِ وَالْخَامِسُ يُدْ خِلُهُ اللهُ تَعَالَى اَلْجَنَّةُ بِلاَ حِسَابٍ وَلاَ عَذَابٍ (مُصَابِيْح)
Artinya:
         “Siapa aktif shalat 5 waktu secara berjama’ah, maka baginya 5 perkara, yaitu:
1.    Tidak akan menderita fakir/melarat di dunia.
2.    Selamat dari siksa kubur.
3.    Menerima catatan amalnya dengan tangan kanan.
4.    Melintasi shirath bagaikan kilat menyambar, karena cepatnya.
5.    Allah memasukkannya ke surga tanpa proses perhitungan ataupun hukuman dosa (tanpa siksa).
    Sayangnya, saat ini  banyak orang yang tidak tahu mengenai keutamaan shalat berjama’ah apalagi shalat berjama’ah di masjid, mungkin karena itulah jamaa’ah di masjid menjadi sedikit. Terlihat jelas orang-orang banyak yang lebih memilih untuk shalat di rumah daripada di masjid, apalagi musim hujan seperti sekarang ini. Rasululloh SAW pun bersabda: Andai manusia mengetahui kelebihan yang terdapat dalam adzan dan shaf pertama (pada shalat berjamaah), kemudian mereka tak mendapatkanya kecuali dengan mengundi, pasti mereka melakukanya. Andai mereka mengetahui kelebihan takbir pertama pada shalat berjamaah, pasti mereka akan berlomba mendapatkannya dan andai mereka mengetahui kelebihan yang ada pada shalat Isya dan Subuh (berjamaah), tentu mereka akan mendatanginya walaupun dengan merangkak. (H.R. Bukhari Muslim).
    Maka dari itu kita selaku umat islam, harus memberitahu umat islam yang lain bahwa sangat banyak sekali keutamaan shalat berjama’ah di masjid, diantaranya:
1.  Mendapat naungan dari Allah Swt di hari kiamat.
     Rasulullah Saw bersabda:
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ يَوْمَ لاَظِّلَ إِلاَّ ظِلُّهُ
     “tujuh golangan yang Allah akan naungi mereka pada suatu hari (kiamat) yang tidak ada naungan kecuali   naungannya...”
...وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ....
     “(diantaranya).... dan seseorang yang hatinya selalu terpaut dengan mesjid.., (muttafaqun alaihi).
2.  Dihitung shalat dari sebelum berangkat ke masjid, hingga kembali kerumah.
     Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah Saw bersabda:
مَنْ تَوَضَّأَ ثُمَّ خَرَجَ يُرِيدُ الصَّلَاةَ فَهُوَ فِي صَلَاةٍ حَتَّى يَرْجِعَ إِلَى بَيْتِهِ فَلَا تَقُولُوا هَكَذَا يَعْنِي يُشَبِّكُ بَيْنَ أَصَابِعِه
    “Barangsiapa berwudlu kemudian keluar untuk melaksanakan shalat, maka ia dalam hitungan shalat hingga ia kembali ke rumahnya. Maka janganlah kalian melakukan demikian, yaitu menjalin jari-jari.” (HR. Bukhari)
3.  Diangkat derajat, dan di hapuskan dosanya dengan langkah kaki ke mesjid.
     Rasulullah Saw bersabda:
إِذَا تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ ثُمَّ أَتَى الْمَسْجِدَ لاَ يَنْهَزُهُ إِلاَّ الصَّلاَةُ لاَ يُرِيدُ إِلاَّ الصَّلاَةَ فَلَمْ يَخْطُ خَطْوَةً إِلاَّ رُفِعَ لَهُ بِهَا دَرَجَةٌ وَحُطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةٌ حَتَّى يَدْخُلَ الْمَسْجِدَ
     “Jika seseorang berwudhu, kemudian menyempurnakan wudhunya; kemudian pergi ke masjid dengan tujuan untuk shalat, tiap ia melangkah satu langkah maka diangkatkan baginya satu derajat dan dihapuskan satu dosanya, sampai ia masuk masjid” (HR. Bukhari)
4.  Langkah kaki menuju mesjid akan ditulis sebagai amal kebaikan
     Allah SWT berfirman:
وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآثَارَهُمْ
     “Dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan”(Q.S Yasiin: 12).
5.  Oleh Allah SWT dihapus dosa-dosanya.
     Rasulullah Saw bersabda:
مَنْ تَوَضَّأَ لِلصَّلَاةِ فَأَسْبَغَ الْوُضُوءَ ثُمَّ مَشَى إِلَى الصَّلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ فَصَلَّاهَا مَعَ النَّاسِ أَوْ مَعَ الْجَمَاعَةِ أَوْ فِي الْمَسْجِدِ غَفَرَ اللَّهُ لَهُ ذُنُوبَهُ
       “Barangsiapa berwudhu untuk shalat dan menyempurnakan wudhunya, kemudian ia berangkat untuk shalat wajib dan ia mengerjakannya bersama manusia atau bersama jamaah, atau shalat di masjid, Allah mengampuni dosa-dosanya.”
6.  Mendapat balasan seperti melaksanakan ibadah haji
     Rasulullah Saw bersabda:
مَنْ خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ مُتَطَهِّرًا إِلَى صَلاَةٍ مَكْتُوبَةٍ فَأَجْرُهُ كَأَجْرِ الحاَجِّ المُحْرِمِ
     “Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan berwudhu’ untuk shalat lima waktu (secara berjama’ah di masjid), maka pahalanya seperti pahala orang berhaji yang memakai kain ihram.” (HR. Abu Daud).
7.  Dibersihkan dari kemunafikan dan neraka, apabila selama empat puluh hari shalat berjama’ah.
     Rasulullah Saw bersabda:
مَنْ صَلَّى لِلَّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا فِي جَمَاعَةٍ يُدْرِكُ التَّكْبِيرَةَ الْأُولَى كُتِبَتْ لَهُ بَرَاءَتَانِ بَرَاءَةٌ مِنْ النَّارِ وَبَرَاءَةٌ مِنْ النِّفَاقِ
      “Barangsiapa sholat 40 hari di dalam jama’ah, dia mendapatkan takbir yang pertama, ditulis baginya 2 kebebasan: kebebasan dari neraka dan kebebasan dari kemuna.”  fikan(HR. Tirmidzi).
8.  Mendapat dua puluh lima derajat daripada shalat dirumah atau di pasar.
     Rasulullah Saw bersabda:
صَلَاةُ أَحَدِكُمْ فِي جَمَاعَةٍ تَزِيدُ عَلَى صَلَاتِهِ فِي سُوقِهِ وَبَيْتِهِ بِضْعًا وَعِشْرِينَ دَرَجَةً
     ”Shalat seseorang dengan berjamaah (di mesjid) lebih berlipat pahalanya 25 derajat daripada shalatnya di rumahnya atau di kedai pasarnya…..” (HR.Bukhari).
9.   Akan dimuliakan oleh Allah SWT.
      Rasulullah Saw bersabda:
مَنْ تَوَضَّأَ في بَيْتِهِ فَأَحْسَنَ الوُضُوء ، ثُمَّ أَتَى المَسْجِد ؛ فَهُوَ زَائِرُ الله ، وَحَقٌّ عَلَى المَزُورِ أَنْ يُكْرِمَ الزَّائِر
      ).“Barangsiapa yang berwudhu di rumahnya dan memperbaiki wudhunya kemudian dia mendatangi masjid, maka dia adalah orang yang berziarah kepada Allah, dan sudah kewajiban bagi yang diziarahi untuk memuliakan orang yang berziarah.”(HR. Athabarani
10.  Mempunyai jaminan pahala yang besar dan husnul khotimah.
       Rasulullah Saw bersabda:
وَرَجُلٌ رَاحَ إِلَى الْمَسْجِدِ فَهُوَ ضَامِنٌ عَلَى اللَّهِ حَتَّى يَتَوَفَّاهُ فَيُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ أَوْ يَرُدَّهُ بِمَا نَالَ مِنْ أَجْرٍ وَغَنِيمَةٍ
        “Seseorang yang berangkat ke masjid, maka dia dijamin oleh Alloh sehingga Alloh akan mematikannya, lalu memasukkan ke dalam sorga, atau Alloh akan memulangkannya dengan meraih pahala dan ghonimah”
11.  Allah SWT menyiapkan surge baginya.
       Rasulullah Saw bersabda:
مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ وَرَاحَ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُ نُزُلَهُ مِنْ الْجَنَّةِ كُلَّمَا غَدَا أَوْ رَاحَ
       “Barangsiapa pergi di waktu pagi ke masjid, dan pergi di waktu sore, Alloh menyiapkan baginya tempat tinggalnya di sorga setiap dia pergi di waktu pagi dan di waktu sore. (HR. Bukhori).
12.  Mendapat cahaya yang sempurna di hari kiamat.
       Rasulullah Saw bersabda:
لِيَبْشَرْ الْمَشَّاءُونَ فِي الظُّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِنُورٍ تَامٍّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
     “Hendaklah orang-orang yang berjalan kaki dalam kegelapan (yaitu shalat ‘isya dan shalat shubuh) menuju masjid berbahagia dengan cahaya sempurna pada hari kiamat.”(HR. Ibnu Maajah)

Demikian keutamaan salat berjama’ah di mesjid yang saya ketahui, semoga bermanfaat













































































































































































































































































































































































































































































































































 



















  


Kewajiban Berdakwah dan Ancaman Bila Tak Berdakwah

     Sebelum membahas mengenai kewajiban dan ancaman bila tidak berdakwah, ada baiknya kita pamahi dahulu mengenai pengertian dakwah. Dakwah menurut bahasa yaitu Dakwah secara bahasa (etimologi) merupakan sebuah kata dari bahsa Arab dalam bentuk masdar. Kata dakwah berasal dari kata:  دعا–يدعو-دعوة (da’a, yad’u, da’watan) yang berarti seruan, panggilan, undangan atau do’a. dan dakwah menurut istilah yaitu Dakwah menurut istilah yaitu mengajak manusia kepada jalan Allah SWT (sistem islam) secara menyeluruh; baik dengan lisan, tulisan, maupun dengan perbuatan sebagai ikhtiar (upaya) muslim mewujudkan nilai-nilai ajaran Islam dengan realitas kehidupan pribadi (syahsiyah), keluarga (usrah) dan masyarakat (jama’ah) dalam segi kehidupan secara menyeluruh sehingga terwujud khairul ummah.
    Dakwah atau menyuruh kepada yang ma’ruf merupakan salah satu prasyarat dalam membangun khairu ummah (umat pilihan). Pada dasarnya, setiap Muslim dan Muslimah diwajibkan untuk mendakwahkan Islam kepada orang lain, baik Muslim maupun Non Muslim. Hal ini didasarkan pada firman Allah SWT dalam surah an-Nahl ayat 125:
ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
    “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”(al-Nahl:125)
    Ayat diatas jelas menunjukkan bahwa berdakwah merupakan perintah Allah SWT kepada umatnya, dan perintah Allah SWT  itu wajib untuk dikerjakan. Masih banyak firman-firman Allah SWT yang menjelaskan tentang kewajiban berdakwah.
Terdapat dalam surat Al-Imran ayat 104 yang artinya ”Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, memerintahkan kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar.” (QS. Ali Imran, 3 : 104).
    Maksud ayat yang diatas yaitu jadilah kamu sekelompok orang dari umat yang melaksanakan kewajiban dakwah. Kewajiban dakwah berlaku bagi setiap muslim, sebagaimana dijelaskan dalam sabda Rasulullah SAW. ”Siapa pun yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubah dengan tangannya, kalau tidak mampu, hendaklah mengubah dengan lisannya, kalau tidak mampu hendaklah mengubah dengan hatinya, dan itulah selemah-lemah iman.” (HR. Bukhori Muslim).
    Maka dari itu, kita sebagai kaum muslimin harus tahu bahwa dakwah untuk menegakkan ajaran-ajaran Allah SWT merupakan kewajiban yang diperintahkan oleh Allah SWT dan juga menjadi tanggung jawab yang harus dipikul oleh kaum muslimin seluruhnya. Artinya setiap muslim dituntut untuk berdakwah sesuai kemampuannya dan peluang yang dimilikinya. Oleh sebab itu wajiblah bagi kita untuk senantiasa bersemangat dan berpartisipasi dalam berdakwah menyebarkan Islam ke mana pun kita menuju dan di mana saja kita berada.
    Kita sebagai umat manusia yang diberi kesempurnaan oleh Allah SWT dari pada makhluk-makhluk yang lain haruslah bersyukur, kita mempunyai mata, mulut, tangan dan kaki sebaiknya gunakanlah untuk berdakwah, untuk menegakkan syi’ar Islam. Mulut sebaiknya kita gunakan untuk saling menasehati dan menyuruh kepada kebaikan antar sesama umat. Terdapat firman Allah SWT dalam surat fushilat ayat 33 yang artinya “siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri”, Jika kita mau menggunakan mulut kita ntuk berdakwah di jalan Allah SWT, maka kita akan tergolong manusia yang beruntung (muflihuun). Dan jika kita mau menyeru pada kebaikan, maka niscaya lisan kita akan menjadi lisan yang terbaik di hadapan Allah. Kita mempunyai tangan sebaiknya lakukanlah untuk mencegah dari yang munkar. Dan kita mempunyai kaki sebaiknya langkahkanlah kaki kita itu untuk melangkah kepada majelis-majelis ilmu agar kita menambah pengetahuan kita tentang keIslaman dan dapat mensyiarkannya kembali kepada umat-umat yang lain. Bila kita masih berpikir bahwa kita masih belum layak berdakwah karena anda memiliki banyak maksiat, maka sudah seharusnya kita menghapus kemaksiatan itu dengan berdakwah. Dengan berdakwah, kita akan saling introspeksi diri kita sendiri satu sama lain, saling menghapuskan dosa satu sama lain. Mengapa? Karena jika ada seorang yang berbuat baik karena dakwah kita, maka hal itu akan menjadi pahala sendiri bagi kita.
    Jika kita tidak mau berdakwah maka kita pasti mengalami kerugian dan kemunduran dalam berbagai aspek kehidupan. Coba kita bayangkan bagaimana keadaan di dunia ini bila tak ada satupun umat yang mau berdakwah, Sudah pasti dunia ini penuh akan kemungkaran, kekacauan, kenistaan, dan masih banyak lainnya. Dan perlu kita ketahui jika seseorang meninggalkan dakwah, ia akan mendapatkan dosa, seperti halnya jika ia meninggalkan sholat, zakat, puasa dan ibadah-ibadah lainnya yang diperintahkan Allah SWT pada kita semua. Bahkan, jika seseorang meninggalkan aktivitas dakwah, dan berdiam diri terhadap kemungkaran, niscaya Allah swt tidak akan mengabulkan doa-doanya. Lebih dari itu, Allah juga akan menimpakan adzab secara merata, tidak hanya bagi orang yang melakukan kemaksiatan belaka, akan tetapi semua orang yang ada di dalam komunitas tersebut, jika dakwah telah ditinggalkan.
    Demikian mengenai kewajiban berdakwah dan ancaman bila tak berdakwah, semoga tulisan kecil ini bisa memberi manfaat ya. Terima kasih :)

Pengertian dan Ruang Lingkup Jurnalisme Dakwah

A. Pengertian Jurnalistik Dakwah
     Jurnalistik berasal dari kata Jurnalistik berasal dari perkataan journal, artinya catatan harian, atau catatan mengenai kejadian sehari-hari. Jurnalistik juga disebut Journal berasal dari perkataan latin; diurnalis, artinya harian atau tiap hari. Jadi dapat disimpulkan bahwa jurnalistik adalah kegiatan mencari, mengumpulkan, mengolah dan menyebarkan berita kepada khalayak luas melalui media massa.
     Lalu apa jurnalistik dakwah? jurnalistik umum dan jurnalistik dakwah sebenarnya hampir sama, yang membedakannya yaitu adanya unsur dakwah didalamnya. Jurnalistik dakwah ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan berupa dakwah kepada khalayak ramai melalui saluran media khususnya media massa.

B. Ruang Lingkup Jurnalistik Dakwah
    Ruang lingkup jurnalistik dakwah diantaranya yaitu pesan, media dan masyarakat.
1. Pesan
    Pesan dalam jurnalisme dakwah yaitu berupa tulisan jurnalistik yang berisikan dakwah (terdapat unsure dakwah didalamnya). Tulisan atau produk jurnalistik terdiri dari:
•  News: berita, feature
    Berita adalah laporan peristiwa yang bersifat aktual, factual, penting dan menarik. Dan feature adalah khas kreatif yang berpijak pada jurnalistik sastra tentang satu situasi, keadaan, atau aspek kehidupan, dengan bertujuan untuk memberi informasi sekaligus menghibur khalayak media massa.
• Views: tajuk rencana, artikel, kolom dll
   Tajuk rencana yaitu artikel dalam surat kabar atau majalah yang mengungkapkan pendirian editor atau pimpinan surat kabar atau majalah tersebut mengenai beberapa pokok masalah. Artikel adalah tulisan tentang suatu masalah dan pendapat penulisannya yang di media massa dan media cetak. dan artikel dakwah adalah tulisan tentang masalah keislaman baik berupa ajaran, ajakan ataupun pengetahuannya. Terakhir yaitu kolom, kolom adalah tulisan lepas berisi opini sesorang yang lebih banyak menekankan aspek pengamatan dan pemaknaan terhadap suatu persoalan atau keadaan yang terdapat dalam masyarakat.
2. Media
    Bentuk media jurnalistik dakwah yaitu:
  • Media cetak. dalam media cetak contohnya seperti mading mesjid, buletin mesjid, Koran, majalah,   tabloid dsb.
  • Media elektronik. Dalam media elektronik contohnya seperti di televisi dan radio, disinilah wadah untuk menyebarkan jurnalistik dakwahnya.
3. Masyarakat
    Jurnalisme dakwah yang terdiri dari unsur jurnalisme dan dakwah dapat memberikan khasanah ilmu dalam kajian dakwah berupa pemahaman kejurnalistikan dalam dakwah. Amar ma’ruf nahi munkar yang menjadi inti dari kegiatan dakwah bisa dieksplor lewat media massa.
    Masyarakat sebagai penerima berita atau informasi yang di berikan oleh seorang jurnalis maka pemberian pesan yang di sampaikan harus baik, bagus, dan benar. Penyampaian informasi atau pengetahuan yang disampaikan oleh seorang jurnalis akan berpengaruh pada masyarakat.  Bila penyampaian info dan pesannya baik maka tidak dapat dipungkiri insyallah masyarakatpun akan menjadi lebih baik, namun sebaliknya, bila seorang jurnalis itu memberikan info yang buruk atau salah masyarakat pun tidak akan menjadi lebih baik.

C. Sifat Jurnalistik Dakwah
     Brevity (ringkas)
     Adaptability (adaptasi)
     Storage and retriefal (tempat penyimpanan)
     Immarse (mudah dicerna)
     Community (komunitas online)

D. tugas dan peran Jurnalis Islam
Sedikit berbagi ilmu yang telah guru saya ajarkan, bahwa tugas dan peran Jurnalis Islam ada 9, diantaranya:
1.    Mendidik Masyarakat Islam (ta’dib al-ummah).
2.    Mencari, menggali, memberi dan menyebarkan informasiyang benar dan bermanfaat.
3.    Melakukan seleksi, filterisasi (tabayyun). Al-Hujurat (49): 6.
4.    Mengajak dan Menasihati Umat dengan cara yang baik (dakwah ilallah).
5.    Menyampaikan dan Membela Kebenaran (tawashaw bil-haq).
6.    Membela dan menegakkan Keadilan (An-Nisa (4) : 135.
7.    Amar ma’ruf & Nahyi munkar (Ali Imran (3): 110.
8.    Nadziran & Basyiran (Al-Baqarah (2): 213.
9.    Memelihara dan menjaga persatuan dan kesatuan umat (Islam). Ali Imran (3): 103

Hanya itu yang saya ketahui, kurangnya saya mohon maaf. Terima kasih



Jumat, 13 Desember 2013

tentang saya


Nama saya Vebby Anugrah Peritiwi, saya anak kedua dari pasangan Drs Entoh Mulyana dan Seni Hertati. Saya mempunyai dua saudara, satu kakak dan satu adik, kakak saya yang sedikit menyebalkan tapi sebenarnya baik hati bernama Wilda Putri Riadhus Sholihat S.Pd.I  dan adik saya yang selalu mengejek saya memanggil ‘teteh peot’ bernama Selfina Rindat Maulani ya mungkin itu ejekan sayang kali yah hihihi :D, becanda dan saling ejek adalah kegiatan rutin kita bertiga setiap hari, semuanya perempuan makannya salah satu usaha ayah dan ibu saya dinamai tiga dara.
Ketika Sekolah Dasar saya mengenyam pendidikan di SDN Cinangka 2 ujungberung Bandung. Kemudian dilanjut ke Mts Al-Falah 1 Cicalengka, dan ketika Aliyah awalnya saya kembali melanjutkan di MA Al-falah 2 nagreg namun sayangnya saya hanya belajar satu semester disana, karena mungkin efek bosan yang muncul pada diri saya, dari situ saya memutuskan untuk belajar di MA Darussalam Kasomalang Subang. Dan saat Ini saya duduk di Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. dikampus saya aktif disuatu Forum yang ada di KPI yaitu Forum PSK (Penulis Seluruh KPI). Alhamdulillah pada tanggal 10 desember kemarin pada saat ultang tahun Forum PSK yang ke-3, saya beserta teman-teman telah berhasil menerbitkan sebuah buku antologi puisi, itu menjadi kebanggaan bagi kita ya khususnya bagi saya sendiri. Tanpa Forum itu mungkin saya takkan bisa seperti ini J. Motto   hidup saya  “kehidupan luar biasa” bagi saya dengan selalu mengingat bahwa kehidupan luar biasa saya akan bersemangat menjalani hidup ini, kesenangan dan kesedihan itulah bumbu kehidupan, mengeluh dalam hidup adalah hal yang harus ditinggalkan, hadapi, berusaha dan berdo’alah yang harus dilakukan.